1.1.
Pengertian
Akuntasi dan Prosedur
1.1.1. Pengertian Akuntansi
Menurut definisi dari American Accounting Association Dalam Sadeli
(2000:2) adalah :
“....the
process of identifying, measuring, and comunicating economic information to
permit informed judgments and decisions by users of the information.”
Akuntansi
adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi
untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai
informasi tersebut. Termasuk dalam definisi ini adalah keharusan bagi akuntansi
untuk mengetahui lingkungan sosial ekonomi di sekitarnya. Tanpa pengetahuan
tersebut, mereka tidak akan dapat mengidentifikasi dan membuat informasi yang
relevan.
Horngren, dkk (2009:4)
menjelaskan bahwa “Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas
bisnis, memproses informasi menjadi laporan keuangan, dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada para pembuat pengambil keputusan”. Akuntansi merupakan “Bahasa
Bisnis”, semakin baik anda memahami bahasa tersebut, akan semakin baik pula
keputusan Anda, dan semakin baik Anda dapat mengelola keuangan Anda.
1.1.2. Pengertian Prosedur
Sebagaimana dinyatakan
oleh Jerry FitzGerald, et,al., yang dikutip oleh Puspitawati & Anggadini (2011:1) “suatu Prosedur adalah
urutan-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan intruksi yang menerangkan apa
(what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan (when)
dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya”.
Menurut Mulyadi (2001:5) Prosedur adalah suatu
urutan operasi klerikal (full menulis), biasanya melibatkan beberapa orang dalam
satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi yang terjadi berulang-ulang.
Kegiatan klerikal (clerical operation) terdiri dari
kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir,
buku jurnal, dan buku besar:
a.
Menulis
b. Menggandakan
c. Menghitung
d. Memberi
kode
e. Mendaftar
f. Memilih
(mensortasi)
g. Memindah
h. Membandingkan.
Mulyadi
(2001:3) menjelaskan bahwa sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
1.2.
Pengertian
Kas
Dalam kehidupan
sehari-hari pengertian kas sering berbeda dengan konsep dasar akuntansi.
Berdasarkan PSAK No.9 tahun 2011 yang dimaksud dengan istilah kas dan bank
adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan
umum perusahaan. Kas Bank merupakan sisa rekening giro perusahaan yang dapat
digunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, dan yang
dimaksud dengan Kas Ditangan dan Giro adalah investasi yang sifatnya sangat
lancar(likuid), berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
Menurut
Nuh & Hamizar (2011:239) Kas merupakan aktiva lancar dan paling mudah
untuk dirubah menjadi aktiva lain. Uang tunai atau kas tidak hanya terbatas
pada pengertian uang kertas atau uang logam yang dimiliki oleh perusahaan.
Defenisi uang kas disini juga tidak hanya sebatas uang yang disimpan perusahaan
di tempat usaha, tetapi juga termasuk uang perusahaan yang disimpan di Bank.
Uang kas dalam hal ini juga tidak hanya uang kas dalam bentuk rupiah tetapi
juga uang kas dalam bentuk mata uang asing (Valas).
1.3.
Pengertian
Penerimaan Kas
Transaksi
penerimaan kas adalah transaksi keuangan yang menyebabkan Asset
perusahaan berupa kas atau setara kas bertambah.
Menurut
Mulyadi ( 2001:445) Penerimaan kas
perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Penjualan
tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan
kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian
diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh
perusahaan.
1.4.
Prosedur
Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Prosedur penerimaan kas yang diterapkan oleh suatu perusahaan sangat tergantung kepada besar kecilnya perusahaan serta struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Prosedur penerimaan kas di dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat atapun tidak diterimanya kas menjadi lebih kecil kemungkinannya. Dalam merancang prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengawasan kas yang dapat digunakan sebagai pedoman, antara lain:
Prosedur penerimaan kas yang diterapkan oleh suatu perusahaan sangat tergantung kepada besar kecilnya perusahaan serta struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Prosedur penerimaan kas di dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat atapun tidak diterimanya kas menjadi lebih kecil kemungkinannya. Dalam merancang prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengawasan kas yang dapat digunakan sebagai pedoman, antara lain:
-
Setiap penerimaan kas harus segera dicatat
-
Penerimaan kas harus disetor ke
bank setiap hari
-
Petugas penerima kas tidak merangkap
sebagai pelaksana pembukuan penerimaan kas
-
Fungsi penerimaan kas dan fungsi
pengeluaran kas terpisah
-
Laporan penerimaan kas dibuat secara
periodik
Menurut
Mulyadi (2001:6) Prosedur penerimaan
kas digunakan untuk melayani pembeli yang membayar harga barang sesuai yang
tercantum dalam faktur penjualan tunai, prosedur ini dilaksanakan oleh Bagian
Kas dengan alat bantu register kas. Kemudian prosedur pencatatan penerimaan kas
dari penjualan tunai digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan kas ke dalam
buku jurnal penerimaan kas. Prosedur ini dilaksanakan oleh Bagian Akuntansi
dengan cara mencatat bukti setor yang diterima dari Bagian Akuntansi ke dalam
buku jurnal penerimaan kas.
Mulyadi (2011:455) berpendapat
bahwa, berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai mengharuskan :
a. Penerimaan
kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan
cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
b. Penerimaan
kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan
kas.
Sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini:
a.
Prosedur
penerimaan kas dari over-the-counter
sales.
Pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan
barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan
kemudian menerima barang yang dibeli.
b.
Prosedur
penerimaan kas dari cash-on-delivery
sales (COD sales).
Transaksi penjualan yang melibatkan
kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan
dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD
sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk
memberikan jaminan penyerahaan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas
bagi perusahaan penjual.
c.
Prosedur
penerimaan kas dari credit card sales.
Credit
card dapat merupakan sarana
pembayaran bagi pembeli, baik dalam over-the-counter-sale
atau COD sales. Credit card ini
merupakan salah satu cara pembayaran dan penagihan yang memberikan kemudahan
baik bagi pembeli maupun penjual.
Penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan
melalui prosedur sebagai berikut :
a. Pembeli memesan langsung barang langsung kepada wiraniaga
di Bagian Penjualan
b. Bagian Kas menerima pembayaran dari pembeli
c. Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk
menyerahkan barang kepada pembeli
d. Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli
e. Bagian Kas menyetor kas yang diterima ke bank
f. Bagian Jurnal mencatat penerimaan kas dalam jurnal
penerimaan kas.
kakean teman-teman
ReplyDeleteProsedur penerimaan kas dari penjualan kredit kx blm ada?
ReplyDeleteProsedur penerimaan kas dari penjualan kredit kx blm ada?
ReplyDeleteBoleh mnta referensinya ngga? Bs kirim ke email sy dwi.andine@yahoo.com...terimakasih
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete